Budaya dapat didefinisikan sebagai kebiasaan atau adat istiadat yang dijalani oleh suatu masyarakat secara rutin. Budaya ini merupakan hasil dari pola pikir, dan seiring berjalannya waktu, budaya selalu mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini. Di era modern, budaya digital menjadi fenomena yang dominan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. 

Sementara Budaya digital adalah hasil dari kreasi dan pola pikir manusia yang berbasis teknologi, khususnya internet. Pengguna internet yang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik turut berkontribusi dalam membentuk dan mengembangkan budaya digital. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi penentu seberapa kuat budaya ini akan berkembang, mengingat kemajuan dalam bidang digital berdampak besar pada pola hidup masyarakat. 

Daya Tarik Media Digital bagi Remaja 

Remaja Indonesia merupakan kelompok yang paling aktif dalam mengadopsi dan memanfaatkan media digital. Mereka terlibat dalam berbagai aktivitas online, mulai dari penggunaan media sosial hingga konten-konten kreatif di platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram. Kecepatan akses informasi, kemudahan interaksi, serta keberagaman konten menjadi daya tarik utama bagi remaja untuk semakin terlibat dalam budaya digital. 

Menurut Statista, pada tahun 2021, 63% pengguna internet di Indonesia berusia antara 16-24 tahun, menunjukkan bahwa remaja merupakan segmen terbesar dari populasi online di negara ini. We Are Social melaporkan bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan 8 jam 36 menit per hari di internet, dengan 3 jam 14 menit di antaranya dihabiskan di media sosial. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat penggunaan internet tertinggi di dunia. 

Dampak Budaya Digital pada Remaja 

Budaya digital yang berkembang pesat di kalangan remaja memiliki dampak yang luas, baik positif maupun negatif. Di satu sisi, remaja menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi untuk pendidikan, hiburan, dan interaksi sosial. Mereka juga memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang berbagai topik, termasuk perkembangan teknologi dan isu-isu global. 

Namun, di sisi lain, budaya digital juga membawa tantangan tersendiri. Tingginya paparan remaja terhadap media sosial sering kali berhubungan dengan peningkatan kasus kecemasan, depresi, dan perundungan siber (cyberbullying). Selain itu, ada juga risiko ketergantungan pada gadget yang dapat mengganggu kesehatan fisik, seperti gangguan tidur dan masalah postur tubuh. 

Pentingnya Literasi Digital 

Untuk memastikan bahwa budaya digital dapat berkembang secara positif, literasi digital di kalangan remaja harus menjadi prioritas. Literasi digital mencakup pemahaman yang mendalam tentang cara menggunakan teknologi secara bijak, serta kemampuan untuk membedakan informasi yang akurat dan hoaks. Di tengah era informasi yang berlimpah, kemampuan ini menjadi kunci untuk melindungi remaja dari dampak negatif dunia maya. 

Pemerintah Indonesia, melalui berbagai inisiatif, telah berupaya meningkatkan literasi digital di kalangan anak muda. Begitu juga Bangka Belitung melalui Dinas  Komunikasi dan Informatika, meluncurkan program Babel Semakin Cakap Digital. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi digital kepada masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja, agar mereka lebih siap menghadapi tantangan dunia digital. 

Budaya digital merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja Indonesia saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi, penting bagi remaja untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga memahami bagaimana menggunakan teknologi secara bijak. Literasi digital menjadi kunci untuk menciptakan generasi muda yang cakap dan siap menghadapi tantangan masa depan.