Memahami Arti Kata Gacha dan Dampaknya
Memahami istilah game gacha dan dampak dari gacha
Gacha merupakan istilah yang berasal dari mesin mainan di Jepang yang bernama gachapon. Nama ini diambil dari dua suara khas yang muncul saat mesin digunakan, yaitu "gacha" (suara tuas yang diputar) dan "pon" (suara kapsul mainan yang jatuh keluar). Mesin ini memungkinkan pengguna mendapatkan mainan secara acak dari dalam mesin, tanpa mengetahui secara pasti apa yang akan mereka peroleh. Untuk menggunakannya, orang-orang harus memasukkan koin yang ditukar dari uang asli, sehingga setiap percobaan menjadi sebuah pengalaman penuh kejutan.
Gacha ini menjadi sebuah sistem monetisasi yang digunakan banyak pada game-game di jepang. Sistem ini pertama kali diimplementasikan ke dalam game mobile bernama Dragon collection yang berasala berasal dari developer Konami pada tahun 2010. Sistem ini membuat Perusahaan Konami mendapatkan penghasilan yang sangat banyak. Hal ini berdampak perusahaan lain meniru sistem ini sehingga game gacha semakin banyak.
Bagaiamana cara kerja sistem gacha?
Sistem gacha memiliki prinsip yang mirip dengan mesin gachapon. Pemain menggunakan mata uang dalam game yang bisa didapatkan secara gratis melalui progres permainan atau dibeli dengan uang asli untuk melakukan pull atau draw, yaitu menarik item secara acak dari kumpulan hadiah yang tersedia. Item yang didapat bisa berupa karakter, senjata, kartu, atau aksesori dengan tingkat kelangkaan yang bervariasi.
Beberapa game menerapkan sistem banner, di mana item tertentu hanya tersedia dalam periode waktu terbatas. Ada juga fitur seperti pity system, yaitu jaminan mendapatkan item langka setelah sejumlah percobaan tertentu, sebagai bentuk kompensasi bagi pemain yang kurang beruntung. Mekanisme acak inilah yang menciptakan sensasi kejutan dan membuat pemain terus tertarik untuk mencoba lagi dan lagi.
Kontroversi dan Regulasi Sistem Gacha
Kemiripan dengan Perjudian
Sistem gacha sering dianggap mirip dengan perjudian karena mengandalkan elemen acak dan ketidakpastian hasil. Pemain membayar (dengan uang nyata atau mata uang dalam game) untuk menarik item secara acak tanpa jaminan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mekanisme ini serupa dengan mesin slot atau lotere, di mana keberuntungan menjadi faktor utama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sistem gacha dapat memicu kecanduan yang mirip dengan kecanduan judi, terutama ketika dikombinasikan dengan efek psikologis seperti near-miss effect dan dopamin spikes.
Kurangnya Transparansi
Salah satu kritik besar terhadap sistem gacha adalah minimnya transparansi terkait peluang (probabilitas) item langka. Banyak game tidak secara jelas menyebutkan peluang mendapatkan item tertentu, atau hanya menampilkan persentase setelah mendapat tekanan dari publik dan regulator. Hal ini menyebabkan pemain merasa tertipu atau dipaksa untuk terus membeli demi hasil yang mereka anggap mungkin dicapai.
Target Anak-Anak dan Remaja
Banyak game gacha dirancang agar menarik bagi anak-anak dan remaja, kelompok yang lebih rentan terhadap manipulasi psikologis dan kurang mampu mengelola keuangan pribadi. Kritik muncul ketika pengembang menggunakan desain visual dan audio yang memicu kecanduan, seperti animasi menarik saat melakukan “pull,” untuk mendorong pembelian berulang. Di beberapa kasus, anak-anak menghabiskan jutaan rupiah (bahkan lebih) tanpa pengawasan orang tua
Tindakan Hukum dan Regulasi di Berbagai Negara
Sejumlah negara telah menanggapi kekhawatiran ini dengan regulasi khusus:
Belgia dan Belanda: Melarang loot box dan sistem gacha dalam game jika dianggap sebagai bentuk perjudian. Game seperti FIFA dan Genshin Impact sempat ditarik atau dibatasi peredarannya.
Tiongkok dan Jepang: Mewajibkan pengembang untuk mengungkapkan peluang drop rate untuk setiap item yang tersedia dalam sistem gacha. Jepang juga melarang model "komplet gacha", di mana pemain harus mengumpulkan satu set item langka untuk mendapatkan hadiah besar.
Amerika Serikat dan Inggris: Meski belum ada larangan resmi, banyak seruan dari kelompok konsumen dan parlemen untuk meninjau ulang sistem gacha. Beberapa perusahaan game besar, seperti Nintendo, memilih untuk menghentikan layanan gacha pada beberapa game demi menghindari kontroversi hukum.
Tanggung Jawab Pengembang Game
Seiring meningkatnya kesadaran akan dampak sistem gacha, beberapa pengembang mulai menyediakan fitur perlindungan, seperti:
1. Batas pembelian per hari atau bulan
2. Sistem pity (jaminan) untuk memberikan item langka setelah sejumlah percobaan
3. Peringatan pengeluaran atau kontrol orang tua
Dampak sistem gacha
Kecanduan
Sistem gacha membuat seseorang untuk menginginkan dan berharap mendapatkan item atau hadiah yang langka dalam pullatau draw tersebut. Ketika seseorang mendapatkan item atau hadiah yang ingin didapatkan akan memembuat hormon dopamin meningkat. Hormon dopamin menciptakan rasa puas dan Bahagia pada seseorang. Hal ini membuat orang-orang ingin merasakan secara berulang sehingga pemain terus untuk bermain sampai kencanduan.
Kesehatan mental
Sistem gacha dalam game dapat berdampak serius pada kesehatan mental pemain, terutama dalam hal depresi. Proses acak dan ketidakpastian yang terlibat dalam menarik item langka dapat menimbulkan stres emosional yang berkelanjutan, terutama jika pemain berulang kali gagal memperoleh hadiah yang diinginkan. Setiap kegagalan untuk mendapatkan item yang diinginkan bisa menambah perasaan kecewa, yang jika dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang menjadi perasaan putus asa dan kehilangan harapan dua gejala utama yang sering ditemukan pada penderita depresi.
Isolasi Sosial
Salah satu dampak sosial utama dari kecanduan game gacha adalah isolasi sosial. Pemain yang terlalu fokus pada game sering kali mengabaikan interaksi sosial dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. Mereka mungkin merasa lebih terikat pada dunia virtual dalam game, yang menawarkan reward instan melalui gacha, daripada membangun hubungan yang sehat di dunia nyata. Isolasi sosial ini dapat menyebabkan pemain merasa kesepian dan terasing dari lingkungan sosial mereka, yang semakin memperburuk kualitas hidup mereka. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengarah pada penurunan kesejahteraan emosional, perasaan terasing, dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang bermakna.
Pengeluaran Berlebihan untuk Pembelian dalam Game
Salah satu dampak finansial paling jelas dari game gacha adalah pengeluaran berlebihan. Pemain sering kali merasa terdorong untuk membeli gacha pulls atau draws secara terus-menerus, berharap untuk mendapatkan item langka atau karakter yang diinginkan. Sistem ini sering menggunakan model microtransactions, di mana pemain dapat membeli mata uang dalam game dengan uang nyata untuk kemudian menggunakannya untuk menarik item. Meskipun pembelian per transaksi mungkin tampak kecil, pengeluaran ini bisa terakumulasi dengan cepat
, sehingga pemain bisa menghabiskan jumlah yang jauh lebih besar dari yang mereka rencanakan.
Kesimpulan
Gacha sudah menjadi sistem monetisasi yang sangat berhasil dalam penghasilan bagi developer game. Sistem ini menciptakan dampak yang dominan mengarah hal negatif seperti kencaduan, masalah Kesehatan mental, kesuliatan seseorang untuk berinterkasi dengan orang lain dan pengeluaran berlebihan. Hal ini membuat pentingnya untuk bijak dalam bermain game yang menggunakan sistem gacha agar tidak terjebak dalam kecanduan yang merugikan dan yang dapat berakibat fatal.
Sumber : Artikel, YouTube
Penulis : Dicky Chandra
Fotografer : Dicky Chandra
Editor: editor