Acapkali kita merasa begitu bahagia ketika memiliki mobil baru, rumah baru, menikmati liburan di tempat yang indah, bahkan sekedar mencicipi roti di tempat yang baru. Saking bahagianya, membuat kita jadi gregetan ingin membagikan momen bahagia tersebut di media sosial (medsos) pribadi. Tapi, ada catatan penting buat yang mau jadi istri pejabat ataupun sebagai pejabatnya sendiri. Terkadang, postingan yang menurut kita biasa saja, bisa menjadi bahaya besar untuk karir suami ataupun karir kita sendiri. 

Disinilah pentingnya kemampuan cakap digital, yakni bagaimana kita dapat dengan bijak memilah-milah apa-apa saja yang akan diposting. Karena sebenarnya memang, ada baiknya tidak semua hal kita bagikan ke dunia digital seperti media sosial yang tentu dapat diakses oleh banyak orang. Selain itu, tiap-tiap orang juga memiliki opini dan pendapatnya masing-masing terhadap suatu postingan. 

Karena persepsi orang terhadap suatu hal tentunya tidak sama, maka dari itu penting sekali dari diri kita sendiri untuk bisa memfilter apa-apa saja yang perlu diunggah dan tidak. Terkadang, menurut kita biasa-biasa saja atau termasuk ke dalam hal yang wajar, tapi menurut orang lain tidak demikian. Misalnya, ketika kita membeli sesuatu yang harganya sudah pasti terjangkau untuk kita, tapi belum tentu orang lain tahu bahwa kita mampu membeli itu, belum tentu pula orang tahu berapa pendapatan dan pengeluaran kita, serta bagaimana kita menabung ketika ingin membelinya. 

Orang lain di dunia maya yang biasa disebut sebagai netijen maha benar ini, memang benar-benar maha benar, terkadang mereka bisa menjadi seorang intel tak terduga, bisa menjadi bendahara yang bisa mengkalkulasikan rezeki seseorang, bahkan bisa juga seperti malaikat pencatat amal buruk yang tahu semua perilaku buruk kita di masa lalu. Jadi, ketika kita memposting sesuatu, sudah pasti netijenlah yang benar, dan sudah pasti pula apa yang kita lakukan itu salah, walaupun sebenarnya nggak sepenuhnya salah. 

Untuk itu, kalau bercita-cita jadi istri pejabat, mulai dari sekarang harus mulai belajar untuk tahu literasi digital, biar aman dan tentram dari hujatan netijen. Nah, literasi digital sendiri merupakan sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa literasi digital sangat penting, pun juga cakap digital di dalamnya, karena memang belajar untuk membuat kita mampu untuk bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan di dunia digital. Karena jika tidak cakap, maka akan membahayakan pula untuk image maupun karir sang suami yang bisa saja membuat masyarakat memiliki pandangan yang buruk.