DULU, aku seperti kura-kura yang nyaman bersembunyi di dalam tempurungnya. Main? Jarang sekali. Keluar rumah? Hanya jika benar-benar terpaksa. Pemalu? Itu sudah menjadi identitasku.

Intinya adalah aku sangat tidak suka bersosialisasi. Makanya, dulunya aku sering dianggap “I” banget dalam MBTI, Introverted abis. Aku merasa paling nyaman saat sendirian, atau melakukan kegiatan yang tidak melibatkan banyak orang.

Tapi, ternyata hidup itu dinamis banget, seiring berjalannya waktu, terutama saat memasuki masa kuliah, perlahan-lahan aku mulai merasakan perubahan. Kalau ngaca, kadang aku sendiri nggak percaya, kok bisa ya aku berubah sejauh ini? Kuliah online di awal pandemi menjadi titik balik pertama.

Meski virtual, interaksi dengan teman-teman baru tetap ada. Obrolan ringan di grup kelas, diskusi kelompok melalui platform daring, semuanya perlahan-lahan membantuku keluar dari zona nyaman.

Ketika perkuliahan kembali dilakukan secara offline, perubahan itu semakin terasa. Aku mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan organisasi, bergabung dengan kumpulan pertemanan, bahkan tidak segan untuk memulai percakapan dengan orang asing. Lingkungan baru dan teman-teman yang suportif benar-benar membantuku untuk tumbuh dan berkembang.

Dulu, aku selalu berpikir bahwa kepribadian itu sudah terbentuk dan sulit diubah. Tapi, pengalaman ini membuktikan bahwa kepribadian bisa berubah seiring berjalannya waktu dan lingkungan. Semua bergantung pada diri sendiri, apakah mau atau tidak untuk berubah.

Sekarang, aku sudah bisa melakukan banyak hal yang dulu tidak pernah terpikirkan. Aku bisa pergi ke tempat-tempat baru sendirian, walaupun terkadang ada rasa takutnya tapi setidaknya sudah selangkah lebih maju dari kehidupan lama. Hidupku terasa jauh lebih berwarna dan bermakna.

Yang paling mengejutkan adalah, MBTI-ku sekarang sudah berubah! Huruf "I" yang dulu selalu menjadi ciri khasku, kini telah berganti menjadi "E". Artinya, aku sudah bertransformasi menjadi seorang ekstrovert, walaupun ga ekstrovert banget juga sih tapi dari itu udah nunjukin perbedaan.

Life goes on, dan aku semakin belajar kalau perubahan itu bukan berarti kita kehilangan diri sendiri, tapi justru menemukan versi diri yang lebih baik. Semakin dewasa, semakin aku sadar kalau nggak ada yang salah dengan menjadi lebih terbuka, lebih sosial.

Jadi, yang sekarang masih ngerasa kayak aku yang dulu yaitu anti-sosial, pemalu,  it’s okay. Semua orang punya waktunya sendiri buat berubah. Kadang, perubahan itu datang dari hal-hal kecil yang nggak kita sadari, dan tiba-tiba... jadi versi diri yang lebih percaya diri dan lebih terbuka. Dan itu nggak buruk sama sekali.